105xb

Author POV
“Haiii teman-teman” sapa esti yang mengejutkan Afyra, Selvi dan Anya dari dalam kamar mandi.
“AAAAAAAA..!!!! Cepat keluar dari sini!! cepat!!” teriak Afyra histeris dari dalam kamar mandi
“Ya esti, sedang apa kamu disini? Bukankah dikamarmu juga ada kamar mandi?” tanya Selvi yang tidak menghiraukan perkataan Afyra
“Ya memang ada, tetapi air disana mati. Jadi aku numpang mandi disini.” jelas esti
“Lalu bagaimana cara kau masuk? Aku tadi tidak mendengar siapapun masuk kemari?” kata Anya
Esti terdiam dan tidak menjawab pertanyaan Anya.
“Ya, ya sudah, mengobrolnya nanti saja. Kalian tidak lihat aku sedang apa ha?? Aku ini sedang BAB dan dari tadi kegiatan BAB-ku terhalang oleh kalian.”
Esti melihat kearah Afyra yang sedari tadi mengomel karena kegiatannya diganggu. Esti tersenyum penuh arti disana, dan segera berjalan keluar dari kamar mandi.
“Akhirnya aku bisa tenang juga.” ucap Afyra dari dalam.
Anya, ESti, dan Selvi yang mendengar perkataannya itu hanya bisa tertawa kecil.
****
Di Ruang makan
Setelah semua keributan yang terjadi tadi pagi, kini mereka ber4 berada di ruang makan asrama. Di ruangan ini mereka bisa bertemu dan mengobrol bebas dengan salah satu sahabat mereka yang bernama Nabil. Sudah 3 tahun mereka berteman dan bersahabat.
Apa sih yang bisa menyatukan mereka? Dilihat dari sifat dan kebiasaan mereka sangatlah jauh berbeda. Anya memiliki sifat yang dewasa dan pengertian, berbanding terbalik dengan Afyra yang kekanakkan dan emosional. Sedangkan Selvi mempunyai sifat cuek dengan sekitarnya dan tidak mementingkan dengan apa yang dianggapnya tidak penting, sedangkan Nabil termasuk orang yang sangat perfeksionis dengan segala hal. Terutama dengan barang-barangnya. dan yang terakhir Esti. esti termasuk orang yang misterius pola tingkah laku dan perkataannya. mungkin itu yang membuat dia dijauhi teman-temannya di asrama.
Kini mereka sedang duduk disalah satu meja yang memang disiapkan untuk murid-murid. Sedang seru-serunya berbincang, Nabil datang menghampiri mereka dengan membawa satu nampan penuh dengan berbagai macam makanan.
Anya,Afyra,Selvi,dan Esti menggeleng pelan melihat nampan Nabil yang penuh dengan makanan tersebut. Nabil yang tidak sadar dengan arti tatapan temannya hanya tersenyum dan duduk di sebelah Esti.
“Bil, kamu nggak salah ngambil makanan sebanyak itu?” tanya Anya
“Tau bil, emangnya bakal keabisan apa?” kini Afyra yang bertanya
“Hehehe, abis lah. aku laper banget pagi ini.” jawab Nabil
Selvi menggeleng pelan sebelum nyeletuk “makanya perut kamu makin buncit.” ujar Selvi santai. Nabil hanya diam dengan memajukan bibirnya dan menggerutu kecil.
“Hahaha sudahlah bil, jangan diambil hati. Hahaha” kata Anya diikuti anggukan setuju esti.
“Iya, iya. Eh iya, apakah kalian pernah nonton film horor yang judulnya final destination??” tanya Nabil yang tiba-tiba menjadi bersemangat dengan topik baru ini.
“apaan tuh? Baru denger kali ini.” kata Selvi disertai anggukan anya dan esti
“Yang 1 sama 2 udah nonton, tapi yang 3 sama 4 belom. Kenapa emangnya bil?” tanya Afyra yang memang salah satu penggemar film-film luar negri.
“Seru kali ya kalo kita bisa kayak gitu.” kata Nabil
“Seru? Maksudnya? Masih nggak ngerti bil. Jelasin yang bener.” perintah Anya
“Kita mengetahui kematian”
Anya dan Selvi terenyak mendengarnya, mereka saling mengedarkan sorot mata cemas.
“Maksudnya? Jangan ngomong sembarangan deh.” ujar Selvi
“Jangan sampai apa yang kita ucapkan itu benar terjadi” kata Esti misterius
“Maksudnya esti? Coba ulangi, aku tidak terlalu mendengar kata-katamu barusan.” ucap Afyra
“Ah sudahlah, lupakan saja.” ujarnya sambil lalu
Mereka berempat keheranan dengan sikap esti yang penuh dengan teka teki itu. Menurut mereka, esti adalah seorang gadis yang menarik dengan sisi misteriusnya itu. Tetapi kadang kala juga menjadi gadis yang menyeramkan saat sisi misteriusnya itu terlalu tampak.
“eemm, baiklah. Eh apa kalian tau bahwa dekat-dekat ini akan ada lomba olimpiade mata pelajaran eksak?” ujar Anya mengalihkan topik pembicaraan.
Suasana yang awalnya tegang, kini mereda ketika Anya mengganti topik yang mereka bicarakan.
“Ya, aku dengar tentang berita itu. Kira-kira siapa ya yang akan menjadi wakil sekolah kita tahun ini?” ujar Selvi penasaran.
“Tapi, kudengar jadwal latihannya bentrok dengan jadwal camping kita.” kini Nabil kembali bersua
“Tapi itu kan cuma 1 hari saja. Sedangkan acara camping itu kan ada 3 hari.”
TENG.. TENG.. TENG..
Bel tanda masuk jam pelajaran pertama berbunyi nyaring di seluruh pelosok asrama. Seluruh murid-murid segera menuju kelas mereka masing-masing. Begitu pula dengan Anya,Selvi,Afyra,Esti,dan Nabil.
***
Afyra’s POV

Pelajaran pertama hari ini dimulai dengan pelajaran Fisika, pelajaran favoriteku di sekolah. Makin lama, kelasku makin ramai. Salah satunya disebabkan oleh gosip yang dibawa Sheila. Salah satu anak populer di asrama, orang tuanya adalah salah satu penyumbang dana terbesar di asrama.
Hubunganku dengan Sheila tidak begitu baik. Dia dan teman-temannya sering mengejekku dan teman-temanku yang bisa dibilang tidak populer di asrama. Aku sangat sebal jika dia sedang mengolok-olokku dengan wajah sok berkuasanya itu. Aku yang memang sangat sensitiv jika diperlakukan tidak baik, emosiku langsung memuncak. Pernah suatu waktu aku hampir saja bertengkar dengannya.
Sudahlah, aku sebal melihatnya dengan sikap sok-nya itu. Guru fisika kami masuk kelas dengan buku yang dibawanya. Seluruh murid segera duduk dibangku masing-masing, dan Pak Rendra pun siap untuk memulai pelajaran

Tengtengteng
Bel pergantian pelajaran berdentang nyaring diseluruh penjuru sekolah. Kelas mulai riuh dengan suara-suara yang saling sahut menyahut. Pak Rendra sudah keluar sedari tadi dan meninggalkan setumpuk PR yang harus segera diselesaikan.
‘perhatian yang namanya dipanggil, segera menuju ruang kepala sekolah sekarang juga! Afyra chairunnisa, Marsyacita Andiana, Nabil salim, Selvia lauti, dan Atifah esti. Diharapkan segera keruang kepala sekolah sekarang juga. Terima kasih’
Speaker yang dipasang diseluruh kelas meyerukan panggilan tadi. Dan seluruh siswa berhenti melakukan aktivitasnya dan menyimak pengumuman yang disampaikan. Setelah pengumuman itu selesai, seluruh siswa dikelasku hampir semuanya menoleh kearah kami. Agak risih memang diperhatikan seperti itu.
”Hah! Dasar anak-anak sok pintar! Mau cari perhatian sama kepsek rupanya.” cibir Sheila di tempat duduknya
Aku yang mendengar sindiran itu langsung berdiri dan menghampirinya.
”Maksud kamu apa?!”
Kulihat Sheila hanya menatapku sekilas dan kembali sibuk dengan cermin yang selalu dibawanya.
”Hei! Apakah kamu tuli? Aku bertanya padamu!” kini aku benar-benar emosi dibuatnya.
”Aku tidak tuli. Dan aku juga malas untuk menanggapi pertanyaan yang sangat TIDAK bermutu yang ditanyakan oleh orang yang tidak jelas.” ucapnya santai
”Kau!!”
Belum sempat aku mencak-mencak disana, seseorang menarik tanganku dan menarikku menjauh dari sana.
”Sudahlah fyra, kita harus cepat-cepat ke ruang kepala sekolah.” ajak Anya yang tadi menarikku

KRIINNGG..!!!!

alarm asrama xoxus berdering nyaring di setiap ruangan. seperti biasa aku membbangunkan kedua manusia yang.. astaga, mereka tidur seperti kedua ekor trenggiling malas.

“Fyra!, Selvi! astaga tuhan! banguunn! apa kalian ingin mendapat surat terlambat untuk yang keseribu kalinya?!” seru ku. tetapi seperti biasa, mereka hanya bergerak sedikit dan tetap melanjutkan tidur mereka dengan pose yang makin aneh.

“Hah?? oohh” seperti biasa pagi yang aku benci telah datang. dan seperti biasa pula mamaku anya membangunkanku. well, dia tidak setua itu. tetapi dia seperti ibuku ketika dipagi hari.

“Akhirnya kau bangun juga.” ujarnya.

Aku yang masih setengah tidur, menyadari ada 1 hal yang kurang dari pagi ini. “Kemana Selvi?” tanyaku pada Anya. Anya menggelengkan kepala sebelum menjawabnya.

“Dia jatuh kebawah, karena kau gusur dari tempat tidur.” kata Anya. aku mengikuti arah pandang mata Anya yang melihat kearah Selvi. “Kau tau nya, mungkin posisi itu enak baginya.” ujarku.

“Ya, mungkin begitu. sudahlah, cepat kau mandi. Aku harus membangunkan Selvi terlebih dahulu.” Perintah Anya.

Aku langsung bergegas mengambil handukku dan langsung menuju kamar mandi. sebetulnya jam pelajaran dimulai masih sangat lama, tetapi kita harus menghadiri sarapan pagi yang dijadwalkan 2 jam sebelum mata pelajaran dimulai. Diluar, aku mendengar Anya masih berusaha untuk membangunkan Selvi.

“Hei Selvi lekas bangun!!” seru Anya sekali lagi. Dan mungkin karena nyawaku sudah hampir berkumpul, mataku segera membuka dan menyesuaikan diri dengan terangnya cahaya didalam kamar.

“Akhirnya, kau bangun juga sel. ayo cepat mandi, nanti kita terlambat makan sarapan pagi ini…” ada jeda sebentar dikalimat Anya. Aku yang malas mendengarkan ocehan Anya lagi pagi ini, langsung menuju kekamar mandi.

“Oh iya, ada Afyra di..” ku dengar kalimat Anya menggantung dan aku langsung membuka pintu kamar mandi.

“AAAA..!!!!” jerit Afyra didepan mataku. “Hei..hei.. cepat tutup pintunya.!” seru Afyra lagi. tetapi aku hanya diam didepan pintu dan tetap berkonsentrasi dengan apa yang sedang coba aku dengarkan.

“sstt..” ujarku menyuruh Afyra untuk diam dan tenang. dia pikir aku senang melihatnya sedang BAB seperti itu.

“hei, apakah kamu mendengar ada suara orang seperti orang mandi didalam sana??” ujarku

———————–bersambung—————–

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!


  • None
  • Mr WordPress: Hi, this is a comment.To delete a comment, just log in, and view the posts' comments, there you will have the option to edit or delete them.

Categories

Archives